Saya lebih memandang bakat itu sebagai kecakapan, dan kecakapan dapat diperoleh dengan belajar dan berlatih. Pemain musik itu pasti belajar dan berlatih dengan tekun & ulet sehingga bisa bermain musik dengan baik. Jika bakat itu bawaan lahir, seharusnya pemain musik itu sudah harus bisa main musik sejak lahir. Di sini yg perlu digarisbawahi adalah ketekunan & keuletan. Inilah yg menentukan keberhasilan proses belajar dan berlatih kita. Tanpa ketekunan & keuletan, kita tidak akan pernah bisa menggali potensi diri kita sendiri dan mengaktualisasikannya menjadi suatu hal yg berguna, baik bagi kita sendiri mau pun bagi orang banyak.
Tetapi saya tidak memandang bakat sama halnya dengan talenta. Tuhan
memberikan talenta bagi manusia. Dan saya mengartikannya sebagai kesempatan
dalam mengaktualisasikan diri kita, tentu dengan bakat kita. Dan
hendaknya talenta [kesempatan aktualisasi diri] ini kita pergunakan
dengan sebaik-baiknya karena kita harus mempertanggungjawabkannya pada
Tuhan. Bukankah orang yg tidak mengembangkan talentanya dan tidak
menjadikannya berguna/berarti bagi kita sendiri mau pun bagi orang
banyak akan dihukum Tuhan? Jika tidak, Tuhan akan mengambil talenta
[kesempatan] itu dari kita dan memberikannya pada orang lain yg mampu
menghargai dan mengembangkan talenta ...



Tidak ada komentar:
Posting Komentar